Gestapu, sesuai dengan
apa yang telah di umumkan oleh Letkol. Oentung, bahwa gerakan malam itu bernama
Gerakan 30 September tanpa imbuhan PKI dan atau partai mana pun. gerakan itu
kemudian menjadi sebuah awal yang gelap tentang sebuah sejarah bangsa
Indonesia. Gerakan ini kemudian disahkan untuk kemudian menjadi stigma Legal
bahwa PKI adalah musuh nasional dan perlu di bumi hanguskan.
Gerakan yang kemudian
berkembang menjadi sebuah Genocide ini menciptakan luka sejarah yang tak
tersembuhkan hanya dengan sekedar maaf. mereka yang melakukan pembantaian itu
tidak pernah sadar bahwa komunitas imajiner yang bernama Indonesia ini di
bangun dari sebuah komunikasi dan konflik yang intens antara komunisme dan
muslim. meski tidak bisa di katakan di lahirkan dari Sarekat Islam, PKI di
besarkan oleh embrio pecahan Sarekat Islam di Semarang.
Kini wajah negeri ini
tak lagi segelap masa itu. namun kegelapan masa itu tidak lagi menemukan titik
terang walau secercah. sejarah tinggal lah sejarah dan masa lalu tak lagi “boleh” di ungkapkan kebenarannya di
negeri yang sedang berproses menjadi negeri nan demokratis ini. bukankah
urgensi memory kelampuan akan terkonstruk dengan sangat apik, ketika kesalahan
pilihan tidak terulang untuk kedua kalinya?! semoga rasa ingin tahu atas
kebenaran dan kemerdekaan berfikir tak lagi melahirkan ketakutan atas nama
besar PKI. karena PKI dilahirkan untuk turut memerdekakan bangsa yang besar
ini...
PKI yang "di
claim" mati itu meninggalkan secercah rasa dan akan tetap menghantui
pikiran jiwa-jiwa yang merdeka....
salam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar